Sunday, May 29, 2011

Proses Pembuatan Kain Lurik

Lurik sebagaimana kita ketahui adalah kain tenun tradisional Jawa khususnya Jogja dan Solo. Lurik merupakan peninggalan sejarah yang sangat kuno, namun tidak begitu banyak yang masih aware dengan keberadaannya saat ini.
Kain tradisional ini, dibuat dengan melewati beberapa tahapan yang rumit dan mmebutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam membuatnya.



Proses pertama adalah pencelupan warna :

Tidak seperti batik yang menggunakan cara "menggambar "pada selembar kain jadi, pembuatan lurik adalah dengan menenun benang mnejadi selembar kain. dengan motif yang dirancang sejak dari pencelupan warna benang sesuai dengan yang diinginkan.


Proses kedua adalah Kelos dan palet ( memintal)
 Untuk memudahkan dalam menata benang, setelah dicelup, benang dijemur hingga kering. setelahnya, benang dipintal dalam gulungan-gulungan kecil yang disebut kelos atau palet


Proses ketiga adalah Sekir (menata benang menjadi motif)
Proses ini adalah proses paling rumit, karena seorang penyekir harus menata benang-benang tipis sejumlah 2100 helai benang untuk menghasilkan satu motif tertentu kain lurik selebar 70 cm. tiap-tiap motif memiliki rumus yang berbeda. padahal motif kain lurik sendiri berjumlah puluhan. baik motif klasik maupun motif kontemporer. 


Proses keempat adalah Nyucuk (memindahkan desain motif ke alat tenun)
Setelah motif dasar ditata di alat sekir, makan kemudian dipindahkan ke alat tenunan. kembali ke-2100 helai benang tadi ditata, dimasukkan satu persatu ke alat serupa sisir di alat tenun. Pada bagian ini, harus dilakukan oleh dua orang, yang satu memilah benang satu persatu dan menyerahkannya kepada partnernya, sedangkan partner satunya menerima dan memasangkan pada alat tenunnya.


Proses kelima adalah menenun
 Setelah empat proses yang mendahuluinya, akhirnya benang-benang itu siap untuk ditenun. dan tentunya dengan menggunakan alat tenun manual atau yang dikenal dengan ATBM, Alat Tenun Bukan Mesin.

No comments:

Post a Comment